Dua
bulan yang lalu tepatnya pada Tanggal 26 Oktober 2011 merupakan pesta demokrasi
di Universitas yang kita cintai. Pemilihan presidan,wakil presiden dan DPM U (PEMIRA)
untuk masa jabatan periode 2011 s/d 2012 diikuti oleh dua calon kandidat dari 2
partai yang sudah lolos verifikasi . Partai yang menjadi peserta adalah partai nomor 1 yaitu Partai Pendidikan dengan
capresnya Ginanjar Saputra (Faperta) berpasangan dengan cawapres yaitu Wahyu
Erlangga (FE) bersaing dalam pemilihan dengan partai nomor 2 yaitu Partai Mawar
yang mengususng cawapres Ade Purnama (FH) berpasangan dengan cawapresma Kasman
(FKIP) . SETARA secara ekslusif
meliput proses pesta demokrasi pada saat itu di setiap TPS yang disediakan PPUM.
Dalam
liputan yang kami lakukan Setara berkesempatan
melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa yang berada disekitar TPS tentang
pendapat dan harapan kedepan mengenai
PEMIRA , dari hasil wawancara salah satu mahasiswi bernama Melinda (FKIP)
menyatakan untuk PEMIRA saat ini kurang sosialisasi sehingga baru tahu hari
ini, lain dengan pendapat mahasiswa bernama Adi (FH) yang menyatakan dengan
adanya PEMIRA mahasiswa berharap mahasiswa dapat lebih berperan aktif dalam
fungsi kontrol terhadap kebijakan kampus dan presma yang terpilih nantinya
dapat berperan menjadi pemimpin dalam memperjuangkan hak mahasiswa yang belum
terpenuhi oleh kampus. Terlepas dari pendapat tersebut reporter Setara
melihat proses pemilihan yang terjadi setiap TPS berjalan dengan lancar dan
kondusif sampai waktu akhir yang ditentukan di setiap TPS. Setelah TPS ditutup para petugas membawa
kotak suara ke kampus 1 untuk dihitung
secara terbuka dan disaksikan oleh perwakilan partai serta jajaran bagian
kemasiswaan.
Perhitungan dimulai pada pukul 16.30 waktu kampus 1 dan dimulai
dengan menghitung kotak suara partai untuk TPS kampus 1. Perhitungan berjalan lancar
karena untuk kotak TPS 1 dengan keunggulan sementara partai pendidikan,dalam
perhitungan kotak suara kedua terjadi
perbedaan jumlah kertas suara antara yang memilih denga surat suara didalam
kotak suara yang dihitung ulang tetapi pada saat itu tidak menjadi permasalahan
karena dapat dibedakan mana yang sah dan yang tidak karena ketua TPS 2
membubuhkan ttd pada surat suara di TPS tersebut. Pada perhitungan kotak suara
pada TPS 3 terjadi perdebatan hebat karena terdapat selisih surat suara yang
tidak dapat dibedakan sehingga perhitungan ditunda dan dilanjutkan pada kotak
suara untuk cawapres dan wapresma di kampus 1.
Perhitungan
untuk kotak suara TPS kampus 1 berjalan dengan lancar dengan keunggulan
sementara pasangan yang diusung partai pendidikan, berlanjut pada kotak suara
kampus 2 kembali terulang perbedaan surat suara sehingga menuai protes dari salah
satu partai yang mengindikasikan bahwa telah terjadi kecurangan dan menuntut
untuk kotak suara yang bermasalah diadakan pemilihan ulang yaitu kampus 2 dan
kampus 3. Perdebatan terus berjalan sampai Waktu menunjukan hampir tengah malam
perdebatan antara ppum dan paratai pendidikan menjadi sangat alot walupun
ditengahi oleh WR III tetapi Partai Pendidikan tetap bersikeras diadakan
pemilihan ulang demi terciptanya proses demokrasi yang jujur terlepas dari
siapapun yang nanti akan menang.
Dan pada akhirnya sekitar jam 02.00 dinihari
menghasilkan kesepakatan untuk diulang dengan bukti berita acara dari PPUM yang
ditandatangani oleh saksi –saksi dari masing-masing partai . Karena kesepakatan
secara lisan sudah didapat banyak sebagaian saksi keluar dari tempat
perhitungan untuk menunggu berita acara yang sedang dibuat oleh PPUM. Tanpa
disangka dan diduga situasi kembali memanas karena tiba-tiba Ketua
PPUM,Bawaslu,dan Saksi dari Partai Mawar
menghilang entah kemana, keadaan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan semua
pihak terutama para kader partai pendidikan. Sehingga terjadi swepping (pencarian) sampai ke ruang WR III dan kantor
PPUM. Karena tidak menemukan maka pencarian dilakukan secara bersama-sama diseluruh
sisi kampus 1 sampai kepada ruang DKM yang dicurigai jadi tempat persembunyian.
Dan akhirnya ketika ruang DKM dapat terbuka lewat jendela dan cahaya lampu di
nyalakan ternyata pihak PPUM,BAWALU dan beberapa saksi dari partai mawar sedang
sembunyi didalamnya spontan para mahasiswa baik dari partai pendidikan maupun
mahasiswa dari organisasi internal marah dan berteriak menanyakan maksud serta
latar belakang tindakan yang tidak mencerminkan kedewasaan seorang mahasiswa
atas tanggung jawab yang diembannya. Akhirnya tepat pada jam 03.00 massa dapat
ditenangkan dengan syarat PPUM ,BAWASLU
serta Saksi Partai Mawar mau melanjutkan kesepakatan yang sudah diambil dengan
melanjutkan kepada berita acara pemilihan ulang di TPS bermasalah. Forum pun
dilanjutkan kepada pembahasan berita acara tetapi mahasiswa dari partai
pendidikan menuntut PPUM untuk berkata jujur atas perintah siapa bersembunyi
dan lari dari kesepakatan dan tanggung jawabnya. Pihak PPUM yang terdesak
dengan gemetar menjawab hal tersebut
dilakukan karena kemauan sendiri dengan alasan kelelahan,sebuah alasan yang
begitu klise didengar karena bukan hanya PPUM yang lelah tapi semua pihak yang
berada di tempat perhitungan merasakan hal tersebut, yang menjadi pertanyaan
besar dibenak mahasiswa yang berada di saat itu mengapa mereka bersembunyi
secara bersama-sama sampai BAWASLU juga ikut sembunyi,ada apa? Apakah ini
pengkondisian dari pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan proses
demokrasi yang jujur atau ada pihak yang tidak menginginkan salah satu partai
menang. setelah didesak berkali-kali PPUM tetap menjawab seperti itu dan WR III meminta untuk melanjutkan agenda
berita acara untuk terjadinya efektivitas waktu yang sudah hampir pagi.
Akhirnya
tepatnya pada pukul 03.30 berita acara pemilihan ulang ditandatangani sebagai
kesepakatan tertulis demi terciptanya proses demokrasi yang jujur dan adil.
Pemilihan ulang dilakukan selang 5 hari kedepan tepatnya hari senin dengan
teknis penghitungan suara dilakukan langsung di setiap TPS. Dari hasil
pemilihan suara partai mawar unggul di kedua TPS tetapi setelah di komulatifkan
dengan hasil TPS kampus 1 kemenangan diraih oleh partai pendidikan baik jumlah
pemilih partai maupun cawapres. Hasil
pemilihan tersebut telah di syahkan dalam berita acara sebagai acuan SK Rektor
tentang pengesahan presma dan wapres serta anggota DPM U setahun kedepan.
Sampai berita ini dibuat presiden mahasiswa terpilih yaitu Ginanjar Saputra (Faperta)
dan Wakil Presiden terpilih Wahyu Erlangga (FE) telah membentuk Kabinet dengan nama
Kabinet Kerakyatan yang mempunyai visi kolektif mandiri humanis. kita berharap
para pemimpin BEM Universitas
yang terpilih dari proses PEMIRA ini dapat mengemban amanah yang diberikan dengan selalu membiasakan kebenaran dan
harapan untuk PEMIRA kedepan bisa lebih baik dalam proses dan nilai-nilai demokrasi
yang terkandung didalamnya.
(Raj-Mht)
(Raj-Mht)
0 komentar:
Posting Komentar