Lembaga Pers Mahasiswa Setara Unswagati - Cirebon. Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Tuntut Dosen Dinonaktivkan, Mahasiswa Boikot UAS

Tuntut Dosen Dinonaktivkan, Mahasiswa Boikot UAS

Written By Lembaga Pers Mahasiswa Setara on Kamis, 19 Juli 2012 | 14.29

RABU, (18/07) terdapat pemandangan tak biasa di kampus Unswagati. Terlihat ratusan mahasiswa berseragam hitam putih berjalan memenuhi jalan Pemuda Kota Cirebon. Sekitar pukul 13.00 Wib Mereka berangkat dari kampus tiga Unswagati yang terletak di jalan terusan pemuda menuju kampus satu Unswagati di jalan pemuda. Ratusan mahasiswa tersebut diketahui berasal dari Fakultas Hukum Unswagati Semester 6, dari lima kelas tersebut, tuntutannya menolak salah seorang dosen dengan melakukan aksi demonstrasi pemboikotan UAS (Ujian Akhir Semester).

Dalam aksi ini, mereka mengusung tuntutan untuk segera menonaktifkan salah seorang dosen mata kuliah yang berinisal BD dari silabus pengajaran di Fakultas Hukum, alasannya karena sikap dan metode penilaiannya seringkali terkesan dan mengedepankan materiil, sehingga terkesan tidak objektif. Hal ini ditegaskan oleh Sunan Bendung salah seorang pendemo ‘kami bukan memboykot atau menolak UASnya, melainkan kami mahasiswa semester enam Unswagati bersepakat untuk menolak sikap, perilaku dan cara salah seorang dosen di Fakultas Hukum yang menurut kami sudah tak bisa ditolerir lagi. Kami meinta Dosen tersebut untuk segera di nonaktifkan’ ujarnya, disambut dengan riuh rekan sesama mahasiswa di dalam Aula Grawidya Sabha, ketika beraudiensi dengan pihak Rektorat yang antara lain di hadiri oleh Wakil Rektor III Unswagati, Kepala SPI (Satuan Pengawas Internal) dan salah seorang dosen perwakilan dari Fakultas Hukum, Endang Sutrisna.

Diketahui dari perbincangan dan penjelasan yang dijelaskan oleh mahasiswa, bahwa alasan mahasiswa menuntut segera di nonaktifkan salah seorang dosennya karena dosen tersebut tidak fair dalam memberikan pengajaran, sementara setiap kali Ujian selalu berakhir pada Semester Pendek. Rata-rata, uang yang dihabskan oleh setiap mahasiswa untuk mengikuti satu mata kuliah dosen tersebut menghabiskan sampai Rp. 550.000/mahasiswa, ‘Biaya segitu, kebanyakan habis buat SP aja mas’ terang salah seorang mahasiswi yang ikut berdemo.

Rektorat Akan Menindak Tegas

dalam sela dialog tersebut, Wakil Rektor III Unswagati Ipik Permana SIP., MSi, menyatakan  sudah mengantongi nama salah seorang oknum dosen tersebut, “Sore ini, setelah berita acara ini disampaikan kepada pimpinan (Rektor), insya Allah beliau akan memutuskan sanksi apa yang diberikan dengan tetap memperhatikan tuntutan rekan-rekan Mahasiswa sekalian” ujarnya.

Selain itu, kepala SPI (Satuan Pengawas Internal) Unswagati, H. Natsir menyatakan tidak akan tinggal diam atas persoalan ini, pihaknya berjanji akan menindak tegas siapapun yang melanggar aturan regulasi yang seharusnya. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut, dihadiri pula oleh Presiden Mahasiswa Unswagati, Ginanjar Saputra dan Ketua DPM Unswagati Didi Rosidi. Namun justru tak tampak ketua BEM Fakultas Hukum yang baru saja dilantik.

Dalam sesi dialog tersebut, Presiden Mahasiswa menyatakan pihak Rektorat harus tegas dan tidak lembek, “Persoalan ini seringkali terjadi dari tahun ke tahun selalu berulang, ini menandakan kurang pengawasan dan pemantauan dalam hal pelaksanaan pengajaran oleh dosen kepada mahasiswa. Kami tak butuh Dosen tak berkualitas macam itu, silahkan cari kampus lain jika masih menerima dosen-dosen tak berkualitas seperti itu. Jika Rektor tak berani ambil sikap dan keputusan, jangan salahkan jika terjadi hal seperti ini lagi.” tegasnya ketika diwawancarai.

Di akhir dialog tersebut, perwakilan pihak fakultas Hukum menyatakan siap mengambil alih kendali pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen tersebut dan mempersilahkan mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian susulan pada hari Selasa (24/07). Namun hal itu kemudian ditentang kembali oleh mahasiswa karena sebagian nilai sudah masuk dengan telah dilakukannya UTS pada beberapa bulan lalu. Mereka mengkhawatirkan akan terjadi kekacauan sistem penilaian, mahasiswa pun menuntut agara nilai UTS dan UAS pun disatukan pada Ujian Susulan nanti. 


(Awan)
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SETARA NEWS - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger