Puluhan Mahasiswa
Menggeruduk Pos Jaga Satpam Kampus Satu Unswagati Untuk Meminta Klarifikasi
Atas Kejadian Pemukulan Tersebut. Kerumunan tersebut sempat menyita perhatian
pengguna jalan raya di depan kampus satu Unswagati.
![]() |
Foto Ilustrasi |
INSIDEN tersebut terjadi pada
Selasa (23/10) malam sekitar Pukul 19.30 Wib di Kampus satu Unswagati. Berawal
dari salah satu Mahasiswa Fakultas Tehnik Sipil yang juga anggota UKM Mapala
Gunati setelah mengendarai motor dari arah Jalan Pemuda masuk menuju Kampus
Satu Unswagati.
Melihat motor yang melintas dengan terburu-buru kedalam Kampus
secara spontan kedua satpam yang bertugas jaga ketika itu Rajiman dan Sugiarto,
langsung mendatangi mahasiswa yang baru saja memarkirkan Kendaraannya di gedung
belakang Kampus Satu. Menurut saksi mata yang berada di lokasi kejadian
menerangkan, saat itu satpam seraya menghampiri langsung melakukan pemukulan
terhadap Mahasiswa tersebut, dan Satpam yang melakukan pemukulan tersebut
diketahui adalah Rajiman.
Sontak saja, hal itu membuat kaget mahasiswa-mahasiswa
lainnya yang lantas berbondong-bondong langsung mendatangi Pos Satpam yang
berada di pintu gerbang kampus satu Unswagati. Sempat terjadi adu mulut dan
ketegangan beberapa saat, untung saja saat itu masih terdapat beberapa Staf yang
kebetulan masih berada di dalam kampus diantaranya Kaur Kemahasiswaan Fakultas
Pertanian Anom Sutrisno yang langsung menengahi sehingga tidak sempat terjadi
keributan yang lebih besar.
Ketika SETARA mengkonfirmasi kejadian
tersebut kepada Komandan Satpam Sumardi mengatakan “ Saya gak tahu apa-apa. Tidak ikut-ikutan. Wajar lha wong lagi emosi. Biarkan
saja masalah ini diselesaikan dengan baik.” Tegasnya. Namun keterangan
berbeda dilontarkan oleh Satpam yang melakukan pemukulan, “Saya di pukul lebih dulu, saya membalas memukul mahasiswa itu.”
Terang Rajiman.
Setelah beberapa jam, akhirnya
mahasiswa membubarkan diri. Namun pihak korban pemukulan dan beberapa saksi
mata dari Fakultas Hukum, tehnik dan ekonomi yang berada di tempat kejadian menyangkal
keterangan Satpam yang menyebutkan bahwa mahasiswalah yang memukul terlebih dulu.
“ Tidak benar itu, tiba-tiba aja saya
dipanggil oleh satpam itu. Setelah saya dipanggil dan saya mendekat eh tiba-tiba
malah dihajar. Saya kaget dan bingung, karena saya merasa tidak mempunyai
masalah pribadi terhadap Satpam itu. Banyak saksi yang tahu kok masih
menyangkal. Sudah salah tapi tetap menyalahkan kami. Kalaupun saya salah dan
membuat satpam tersinggung karena menurut dia saya mengendarai motornya agak
ngebut, ya tolong sampaikan dengan cara yang baik. Bukan malah maen hajar saja
tanpa ada obrolan sedikitpun. Apalagi ini sampai menuduh saya mabuk minuman
keras, fitnah itu. Saya sadar dan tidak mabuk!” Ujar Bob kepada SETARA, yang
terkena pukulan di wajahnya hingga memar.
Perlu pembaca ketahui, bahwa
insiden ini kedua kalinya terjadi dengan korban yang berbeda. Korban mahasiswa
yang dahulu menjadi korban pemukulan adalah salah satu anggota UKM IMMNI
Unswagati. Jika perilaku salah satu oknum Satpam tersebut dibiarkan dan tidak
ditindak tegas oleh Universitas, tidak tertutup kemungkinan hal ini akan
kembali terulang mengingat sebelumnya juga pernah terjadi. Beruntung insiden
ini tidak memicu aksi kekerasan yang lebih besar, namun yang harus di ingat
oleh kedua belah pihak bahwa kampus adalah area pendidikan yang seharusnya jauh
dari tindak kekerasan baik itu yang dilakukan oleh mahasiswa maupun non
mahasiswa karena dituntut untuk membiasakan menyelesaikan masalah yang terjadi
dengan cara-cara yang baik, bukan dengan tindak kekerasan fisik. Semoga hal ini
dapat menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. (Wan)
0 komentar:
Posting Komentar