Marie Elka Pangestu |
SETARANEWS, Jakarta - Indonesia telah memasuki kompetisi untuk meraih
puncak kepemimpinan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), jika menang mantan
Menteri Perdagangan dan saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu akan menggantikan Pascal Lamy setelah ia
mundur nanti pada bulan Agustus 2013
Mari Elka Pangestu Puteri ekonom
kondang Indonesia, Panglaykim. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini
menyelesaikan pendidikan SMA sampai mendapat gelar Master of Arts di Australia.
Puteri bangsa Indonesia kelahiran Jakarta 23 Oktober 1956 ini meraih gelar MA dalam
bidang Macroeconomics, International Trade, Economic
Development & Accounting dari Australian National University, Canberra
(1980) dengan judul disertasi "Direct Foreign Investment in the ASEAN
Countries".
Sementara gelar Ph.D. diperolehnya
dalam bidang International Trade, Finance & Monetary Economics dari
Universitiy of California, Davis (1986) dengan judul disertasi "The Effect
of Oil Shocks on a Small Oil Exporting Country: The Case of Indonesia". Mari
disebut-sebut sebagai kandidat terkuat ketiga yang dicalonkan setelah Alan
Kyerematen dari Ghana dan Anabel Gonzalez dari Kosta Rika.
Mari telah menerima beberapa penghargaan, antara lain dari Australian National University Masters Scholarship (1979-1980), dari University of California Regents Fellowships (1983-1984), dan dari Eisenhower Exchange Fellow, Individual National Program (1990).
Mari telah menerima beberapa penghargaan, antara lain dari Australian National University Masters Scholarship (1979-1980), dari University of California Regents Fellowships (1983-1984), dan dari Eisenhower Exchange Fellow, Individual National Program (1990).
Pada tahun 1999 ia melepas
jabatannya sebagai Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS)-sebuah organisasi yang didirikan oleh Ali
Murtopo dan Soedjono Hoemardani, karena
kepindahannya ke Houston, Texas.
Sepanjang sejarah kepemimpinan
WTO, dalam 17 tahun sejarah WTO telah dipimpin lima direktur umum yang kesemuanya laki-laki
Marie Elka Pangestu, seperti
dikutip dari Reuters yang dilaporkan oleh Miles Tom disebut-sebut sebagai seorang
teknokrat dan reformis dalam kabinet di Indonesia. Seorang keturunan etnis
Tionghoa, ia menjabat pernah sebagai menteri perdagangan selama tujuh tahun
sampai perombakan kabinet pada bulan Oktober 2011.
Dalam Putaran Doha kedua, Marie
Elka pangestu dikenal cukup populer dalam menyuarakan tentang perdagangan dunia
ketimbang penawaran Kerjasama Trans-Pacific, sebuah konsep perdagangan bebas di
kawasan pasifik. Awal tahun lalu (2011), ia juga memperingatkan bahwa satu dekade Putaran Doha akan gagal jika
negara-negara kaya seperti Amerika Serikat tidak menawarkan konsesi lebih terhadap
bidang pertanian.
Dalam forum WTO, Indonesia juga
menghadapi pertanyaan dari Turki, Australia dan Sri Lanka atas keputusan darurat
pemerintah RI telah memotong tarif impor 20 persen pada komoditas tepung gandum/terigu,
keputusan itu diambil paska pemerintah RI berada di bawah tekanan dari industri
penggilingan dalam negeri.
Indonesia direncanakan akan
menjadi tuan rumah berikutnya dalam konferensi tingkat menteri WTO dua-tahunan,
yang akan mengambil tempat di Bali pada bulan Desember 2013.
Seperti yang dikutip dari Tempo dan dilaporkan oleh Ananda Teresia, Mari belum
memberikan tanggapan yang berarti tentang kabar pencalonan dirinya menjadi
orang nomor satu di WTO. Asistennya, Leo, mengatakan bahwa Mari saat ini tengah
berada di Los Angeles dan belum berkomentar soal pencalonannya. "Ibu sudah
dengar tapi belum ada tanggapan, mungkin nanti saat kembali," katanya.
Para kandidat akan mendapat keanggotaan WTO pada akhir Januari. Pemenang akan dipilih berdasarkan konsensus oleh anggota WT0 pada 31 Mei. Siapa pun yang menjadi pimpinan WTO akan diwarisi berbagai masalah negosiasi perdagangan internasional yang terhambat selama bertahun-tahun.
Kurniawan T Arief – Setaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar