Jiwa seni tidak
harus lahir dari seorang seniman dan tidak hanya dimiliki oleh lulusan
Perguruan Tinggi terkenal. Namun, hal yang abstrak ini berada dalam setiap jiwa
individu.....
Begitu pula karya-karya
seni itu sendiri, tidak harus dibuat dengan hal-hal yang baru baik berupa
ide-ide maupun barang yang digunakan untuk membuatnya....
Beberapa orang bersikap acuh tak
acuh terhadap dunia yang kian menua ini. Di sisi lain mereka yang berpikir
kritis dan kreatif sangat mempedulikannya. Bahkan mereka kian memenuhi ruang di
sekelilingmu. Menyayangi bukan hanya terhadap lawan jenis, namun dunia yang
kita tumpangi untuk tinggal pun butuh kasih sayang penghuninya. Lalu bagaimana cara
kita mencurahkan rasa kepedulian kita terhadap dunia yang kita huni ini?
Jiwa seni tidak harus lahir dari
seorang seniman dan tidak hanya dimiliki oleh lulusan Perguruan Tinggi
terkenal. Namun, hal yang abstrak ini berada dalam setiap jiwa individu. Begitu
pula karya-karya seni itu sendiri, tidak harus dibuat dengan hal-hal yang baru baik
berupa ide-ide maupun barang yang digunakan untuk membuatnya, tetapi pemikiran jadul, barang bekas, dan bahkan sampah
dapur pun memiliki daya guna untuk dijadikan new-brand goods. Seni sangatlah melekat pada perkembangan manusia
dan peradabannya dalam mengelola dunia dan isinya. Di era modern ini, beberapa
diantara kita dengan cermat memanfaatkan barang-barang yang terkadang terpandang
sebelah mata itu sebagai pengganti kebutuhan sekunder mereka. Daur ulang
mengawali kesadaran mereka akan daya guna suatu benda dan membaurnya dengan
seni sehingga terciptalah karya-karya yang kita kenal dengan sebutan Recycled Art (Seni Daur Ulang).
Peran
Recycled Art itu sendiri sudah sangat
terasa untuk sebagian orang. Mereka mampu menghias kota, rumah, taman, membuat
pernak-pernik, seperti tas dan sepatu, perabotan rumah tangga, hiasan ruangan,
bahkan rumah untuk ditinggali dengan menggunakan barang-barang bekas, sampah,
bahkan kendaraan raksasa (aeroplane,
kereta, dll.) yang mereka temukan. Menggunakan barang-barang bekas selain dapat
menciptakan new-brand goods, juga
mampu mengurangi kegiatan konsumtif terhadap barang-barang baru. Sebagian orang
berpendapat, dengan mendaur ulang mereka dapat menghemat pengeluaran mereka dan
membuat kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan konsep yang diinginkan. Bagi pendukung Go Green Movement keberadaan seni daur ulang ini berperan penting
karena membantu bumi untuk bernafas lebih lama. Dan tentunya para seniman itu
sendiri yang hidup dengan motto mereka yaitu, Reduce, Reuse, and Recycle.
Di
berbagai tempat, bermula dari New York hingga tembok besar China, HA Schult’s haunting ‘trash
people’ telah mengelilingi
kota-kota besar dan menghiasinya dengan patung-patung manusia yang terbuat dari
sampah kaleng, perkakas komputer, dan apapun yang pantas. Tak tahu apa tujuan
mereka yang pasti mereka ingin mengajak, membangkitkan semangat, dan melahirkan
refleksi dari yang melihat karya -karya yang mengelilingi taman-taman kota itu.
Selain itu, pasangan yang luar biasa, Tim Noble dan Sue Webster berasal dari England
membuat berbagai variasi dari project experimental yang saling membentuk
menggunakan sampah yang kemudian diproyeksikan hingga membentuk lukisan berupa
bayangan pada dinding ruang, lantai, atau bidang datar lain sesuai angle
tertentu. Di Indonesia sendiri, Recycled
Art ini sudah sering sekali diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
oleh ibu-ibu rumah tangga untuk membuat peralatan dapurnya, pameran di
galeri-galeri seni dan berbagai pameran seni yang diadakan oleh
komunitas-komunitas seniman, dll.
Sebagai penerus bangsa (agent of change), kontribusi yang
seperti apa lagi yang seharusnya kita berikan? Seni daur ulang membantu kita
memandang pada beberapa sisi kehidupan yang positif. Jadikanlah ide-ide yang
luar biasa itu mampu memberi nafas lebih panjang pada bumi kita. (07/01)
0 komentar:
Posting Komentar